PENGARUH SOSIOLINGUISTIK DALAM PENDIDIKAN DAN
KEGIATAN ILMIAH
Makalah Ini Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psiko-Sosio Linguistik
Dosen Pengampu Ibu Dr. Naimah, M.Pd
Disusun oleh Siti
Mahdzuroh, S. Pd. I ( 1520410001 )
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Desember, 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan ridlo-Nya pula
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, selain itu penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas bahan studi ilmiah Psiko-Sosio Linguistik
tentang Pengaruh Sosiolinguistik dalam Pendidikan dan Kegiatan Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa materi yang disampaikan dalam
makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Tak ada yang
sempurna di dunia ini dan kesempurnaan hanyalah milik Allah, begitu juga dengan
kekurangan yang ada dalam makalah ini, makalah ini belum bisa sempurna tanpa adanya
kritik dari para pembaca dan saran yang membangun serta bisa membantu untuk
menyempurnakanya.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini baik berupa moril maupun materil, diantaranya:
1.
Terima
kasih kepada dosen mata kuliah Psiko-Sosio
Linguistik yang telah membimbing saya sehingga bisa terselesaikan
makalah ini dengan baik
2.
Terima
kasih penulis saya tujukan kepada orang tua yang turut membantu secara tidak langsung
melalui doa dan motivasinya
3.
Terima
kasih kepada teman-teman yang telah meminjamkan buku untuk dijadikan referensi
dalam menyelesaikan makalah
Yogyakarta, 20 Desember 2015
|
Penulis
|
Selama proses
penulisan makalah ini, penulis banyak menerima masukan, motivasi, dan bantuan pikiran dari
berbagai pihak, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... .. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. . ii
BAB I, PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... .. 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... .. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... .. 2
BAB II, PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosiolinguistik ......................................................................... .. 3
2.2 Masalah-Masalah Sosiolinguistik ............................................................... .. 3
2.3 Macam-Macam Kegiatan Ilmiah ............................................................... .. 4
2.4 Pengaruh Sosiolinguistik Bagi Pendidikan dan Kegiatan
Ilmiah .............. .. 6
BAB III, PENUTUP
3.1
Simpulan ..................................................................................................... 10
3.2
Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiolinguistik
merupakan perpaduan antara sosio dan linguistik yang mempunyai objek kajian
barupa bahasa dan masyarakat. Masyarakat dalam
pandangan linguistik mencakup pihak yang terlibat dalam interaksi
kelompok besar maupun kecil, fungsi kelompok, persentuhan antar kelompok,
sektor-sektor sosial, hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaannya. Sedangkan
bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam proses sosialisasi, Sebagai
objek sosiolinguistik, bahasa tidak
dilihat atau didekati sebagai bahasa, melainkan dilihat dan didekati sebagai
sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia.
Sosiolinguistik
merupakan ilmu yang mempelajarai ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta
hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa.
Memberi pengetahuan bagaimana menggunakan bahasa. Fishman mengatakan bahwa persoalan dalam sosiolinguistik adalah: who
speak, what language, to whom, when, and to what end.
Sehingga
pengetahuan sosiolinguistik bisa dimanfaatkan sebagai sarana berkomunikasi karena
sosiolinguistik akan memberikan
pedoman kepada kita dalam berkomunikasi
dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus
digunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu terutama dalam bidang
pendidikan dan kegiatan ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan dalam makalah ini meliputi persoalan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengaruh sosiolinguistik dalam pendidikan?
2.
Bagaimana
pengaruh sosiolingistik dalam kegiatan ilmiah?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini, berdasarkan pada rumusan makalah adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh sosiolinguistik dalam pendidikan
2.
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh sosiolinguistik dalam kegiatan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sosiolinguistik
Sosiolinguistik
adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu
sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor
sosial didalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih operasional lagi
seperti dikatakan Fishman “ . . . study of who speak what language to whom and
when”[1]
2.2 Masalah-Masalah sosiolinguistik[2]
1.
Identitas
sosial dari penutur
Identitas
sosial dari penutur adalah dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa
penutur tersebut, dan bagaimana hubunganya dengan lawan tuturnya. Karena
identitas penutur dapat mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
2.
Identitas
sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi
Identitas
sosial dari pendengar harus dilihat dari pihak penutur karena identitas
pendengar juga akan mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
3.
Lingkungan
sosial tempat peristiwa tutur terjadi
Lingkungan
sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga, di dalam
masjid, di lapangan, di ruang kuliah dan lain sebagainya. Tempat peristiwa
tutur terjadi dapat pula mempengaruhi pilihan kode dan gaya dalam bertutur.
4.
Analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
Analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola
dialek-dialek sosial itu, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang
berlaku pada masa yang tidak terbatas. Dialek sosial digunakan oleh penutur
sehubungan dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu
dalam masyarakat.
5.
Penilaian
sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran
Setiap
penutur mempunyai kelas sosial tertentu dalam masyarakat, maka berdasarkan
kelas sosial seseorang mempunyai penilaian tersendiri yang tentunya sama, atau
jika berbeda tidak akan terlalu jauh dari kelas sosialnya, terhadap
bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
6.
Tingkatan
variasi dan ragam linguistik
Sehubungan
dengan heterogenya masyarakat tutur, adanya bebagai fungsi sosial dan politik
bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi manusia
yang disebut bahasa menjadi sangat bervariasi
7.
Penerapan
praktis dari penelitian sosiolinguistik
Topik
yang membicarakan kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah
praktis dalam masyarakat, misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan
bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflik bahasa dan
sebagainya.
2.3 Macam-Macam Kegiatan ilmiah[3]
Kegiatan
ilmiah adalah wahana melakukan kegiatan presentasi dan
diskusi ilmiah. Terdapat beberapa macam dan jenis forum ilmiah ditinjau dari
tujuan forum dan model pelaksanaannya, selain itu macam forum ilmiah juga dapat
ditinjau dari cakupan pesertanya yaitu peserta dari kalangan terbatas atau
kalangan luas.
Forum
ilmiah kalangan terbatas hanya dilakukan oleh satu profesi tertentu. Contoh, Presentasi makalah guru
dapat dilakukan pada forum ilmiah dalam kalangan terbatas dan kalangan luas.
Dalam kalangan terbatas, guru menjadi presenter pada forum MGMP sekolah yang
dihadiri oleh guru mata pelajaran yang sama, Kepala Sekolah dan Pengawas.
Forum
ilmiah dalam kalangan luas diikuti oleh berbagai profesi, tidak hanya guru,
kepala sekolah, pengawas tetapi juga dosen, praktisi pendidikan lain seperti
instruktur, atau pemerhati pendidikan lain seperti penulis buku pendidikan.
Semakin beragamnya peserta yang mengikuti forum ilmiah akan memperkaya isi
diskusi.
Macam
forum ilmiah yang dapat diselenggarakan antara lain.
1.
Seminar
Seminar
merupakan forum ilmiah yang membahas satu permasalahan yang dikemas dalam satu
tema besar seminar. Tema besar tersebut dapat diperinci menjadi beberapa topik
pembahasan. Dengan demikian, proses seminar diawali dengan presentasi dari
pemakalah utama yang bersifat umum untuk membahas tema besar seminar, kemudian
diikuti dengan presentasi dari pemakalah topik-topik khusus. Tujuan
seminar adalah untuk mencari suatu pemecahan atau mencapai suatu kesepakatan
sehingga biasanya diakhiri dengan kesimpulan, keputusan bersama, bahkan
resolusi atau rekomendasi.
Makalah-makalah yang disajikan dalam seminar
menjadi bahan diskusi. Dalam teknis pelaksanaanya, panitia penyelenggara
membagi peserta seminar dalam kelompok-kelompok topik dimana peserta bebas
memilih topik yang diminati. Selanjutnya, pembahasan terjadi dalam
kelompok-kelompok topik ini, dimana hasil akhir diskusi dirumuskan bersama
untuk menghasilkan kesimpulan. Agar tujuan dapat tercapai, maka pada tiap sesi
presentasi ditunjuk moderator atau pemimpin diskusi yang bertugas mengarahkan
jalannya diskusi agar tetap pada fokus permasalahan dan tidak melebar pada
persoalan yang tidak penting.
2.
Lokakarya
Lokakarya
atau workshop merupakan pertemuan ilmiah yang membahas suatu karya. Lokakarya
biasanya diawali dengan presentasi tentang suatu karya atau cara menghasilkan
karya oleh pemakalah dan dilanjutkan dengan kegiatan menghasilkan karya. Tujuan
lokakarya adalah menghasilkan karya atau produk misalnya proposal penelitian,
model pembelajaran, dan sebagainya.
3.
Simposium
Simposium
menampilkan topik permasalahan yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau
dari berbagai aspek oleh para ahli. Pembicara dalam simposium terdiri atas
pembahas utama dan presenter banding yang memberikan pandangan dari sudut
pandang berbeda atau dari aspek yang berbeda. Dalam simposium, moderator juga
diperlukan untuk mengatur jalannya diskusi dan tanya jawab, yaitu setelah
presentasi oleh berbagai pihak selesai baru kemudian peserta diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan, tanggapan atau sanggahan. Tujuan simposium adalah
memperoleh pemahaman yang benar dan lengkap mengenai suatu topik.
4.
Konferensi
Konferensi
merupakan pertemuan ilmiah yang berisi diskusi tentang satu persoalan yang
dihadapi bersama, misalnya konferensi tentang bahaya narkoba bagi siswa. Tujuan
konferensi adalah untuk memperoleh solusi atas persoalan tersebut yang menjadi
kesepakatan dan komitmen bersama.
2.4 Pengaruh sosiolinguistik bagi pendidikan
dan kegiatan ilmiah
Kegunaan
sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat
komunikasi verbal manusia tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaanya,
sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Seperti
dirumuskan oleh Fishman bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah “who
speak, what language, to whom, when, and to what end”.
Sosiolinguistik
bisa memberikan pengaruh yang besar bagi pendidikan kegiatan ilmiah,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Akan menghasilkan
bahasa-bahasa yang objektik dan deskriptif
Pertama-tama pengetahuan sosiolinguistik dapat
kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan
memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa,
ragam bahasa atau gaya bahasa yang harus kita gunakan jika kita berbicara
dengan orang tertentu.
Contoh, jika
kita adalah seorang guru atau nara sumber dalam sebuah kegiatan ilmiah, tentu
kita harus menggunakan ragam atau gaya bahasa yang berbeda yang disesuaikan
dengan tingkat pendidikan siswa atau peserta, karena semakin tinggi tingkat
pendidikan peserta maka bahasa yang digunakan juga akan lebih ilmiah dari yang
mempunyai tingkat pendidikan yang lebih rendah.
2.
Membuat pembelajaran
atau penyampaian informasi lebih menyenangkan dan tidak membosankan
Salah
satu fokus pembelajaran sosiolinguistik adalah variasi bahasa yang akan
memudahkan siswa dalam menerima materi disaat kegiatan belajar-mengajar
berlangsung.
Contoh, dalam
menyamapaikan informasi terhadap siswa atau peserta dengan bahasa dan logat yang bervariasi tentunya tidak akan membuat
pembelajaran atau kegiatan ilmiah tersebut menjadi membosankan.
3.
Informasi
yang akan disampaikan akan mudah diterima oleh siswa
Adanya berbagai
macam dialek dan ragam bahasa bisa menimbulkan masalah, bagaimana kita harus
menggunakan bahasa tertentu untuk suatu masyarakat tertentu. Hanya dengan
mematuhi kaidah gramatikal saja, bahasa yang kita gunakan mungkin tidak bisa
diterima oleh masyarakat.
Contoh,
dalam bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata ganti orang kedua adalah “kamu”
dan “engkau”, kenyataanya, secara sosial kedua kata ganti itu tidak dapat
digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua dari kita, dan pada akibatnya informasi
yang akan kita sampaikan akan susah diterima karena permasalahan dalam
penggunaan bahasa pada saat kita menyampaikan informasi.
4.
Memotivasi
semangat belajar siswa
Berbahasa
yang baik dan benar seperti yang dianjurkan oleh pemerintah bukanlah berarti
harus selalu menggunakan bahasa baku atau resmi dalam setiap kesempatan, waktu,
dan tempat melainkan harus menggunakan ragam bahasa tertentu sesuai dengan
fungsi ragam tersebut untuk situasi dan keperluan tertentu. Sehingga hal
tersebut bisa membuat seseorang tertarik untuk menerima informasi karena
penggunaan bahasa yang tepat, dan ketika informasi dapat tercerna dengan baik
maka siswa akan termotivasi untuk terus belajar.
Hymes,
seorang pakar sosiolinguistik mengatakan bahwa suatu komunikasi dengan
menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan menjadi
SPEAKING, yaitu:[4]
a.
Setting and
scene, yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya
percakapan. Misalnya percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada waktu
istirahat tentu berbeda dengan yang terjadi di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung.
b.
Participants,
yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Misalnya percakapan seorang
siswa dengan gurunya tentu berbeda dengan percakapan antara siswa dengan sesama
temanya.
c.
Ends,
yaitu maksud dan hasil percakapan. Misalnya, penjelasan pada bidang tertentu
akan menggunakan bahasa tertentu yang sesuai dengan kajian pembahasan, sehingga
ketika guru ingin menjelaskan materi secara menarik maka siswa tidak akan
bosan.
d.
Act sequences,
yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan. Misalnya:
-
Dia berkata
dalam hati, “semoga kalian bisa memahaminya”
-
Dia berkata,
“semoga kalian bisa memahaminya”
e.
Key,
yaitu cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan. Misalnya pelajaran
linguistik dapat diberikan dengan cara yang santai dan juga dengan semangat
menyala-nyala.
f.
Instrumentalities,
yaitu menunjuk pada jalur percakapan apakah secara lisan atau bukan (isyarat)
g.
Norm,
yaitu menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan
h.
Genre,
yaitu menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sosiolinguistik
adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu
sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor
sosial didalam suatu masyarakat tutur.
Adapun masalah-masalah
linguistik meliputi:
1.
Identitas
sosial dari penutur
2.
Identitas
sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi
3.
Lingkungan
sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4.
Analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
5.
Penilaian
sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran
6.
Tingkatan
variasi dan ragam linguistik
7.
Penerapan
praktis dari penelitian sosiolinguistik
Macam-macam
kegiatan ilmiah:
1.
Seminar
2.
Simposium
3.
Lokakarya
4.
Konferensi
Sosiolinguistik
bisa memberikan pengaruh yang besar bagi pendidikan kegiatan ilmiah,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Akan menghasilkan
bahasa-bahasa yang objektik dan deskriptif
2.
Membuat pembelajaran
atau penyampaian informasi lebih menyenangkan dan tidak membosankan
3.
Informasi
yang akan disampaikan akan mudah diterima oleh siswa
4.
Memotivasi
semangat belajar siswa
3.2 Saran
Begitu banyak
permasalahan yang disebabkan karena faktor linguistik, sehingga kita perlu
memperhatikan beberapa hal yang bisa menghindarkan kita dari permasalahan
tersebut, dan disini kita perlu memperdalam pengetahuan kita terhadap
sosiolinguistik, karena selain digunakan untuk komunikasi sehari-hari juga bisa
menunjang keberhasilan dalam pembelajaran atau pemberian informasi untuk lebih
bisa diterima oleh siswa atau peserta dalam kegiatan ilmiah dengan
memperhatikan faktor sosial dan tingkat pendidikan .
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. Linguistik Umum. 2012. (Jakarta: PT. Rineka Cipta)
Chaer,
Abdul. Ragam Bahasa Ilmiah. 2011. (Jakarta: PT. Rineka Cipta)
Chaer,
Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. 2010. (Jakarta:
PT. Rineka Cipta)
Rahardi,
Kunjana. Kajian Sosiolinguistik. 2010. (Bogor: Ghalia Indonesia)
Sumarsono.
Sosiolinguistik. 2013. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
http://karyatulisilmiah.com/jenis-jenis-forum-ilmiah-dan-karakteristiknya/
17-12-2015 (23.00)
[1] Abdul Chaer
dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), Hlm. 4
[2] Ibid., Hlm.
5-6
[3] http://karyatulisilmiah.com/jenis-jenis-forum-ilmiah-dan-karakteristiknya/
17-12-2015 (23.00)
[4] Abdul Chaer, Linguistik
Umum (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), Hlm. 63-65