Abu nawas adalah seorang yang terkenal cerdik dan luas
jalan pikiranya, perilakunya sangat lucu dan sering menjadi bahan ketawa
orang-orang pada masa itu, Abu Nawas sangat dihormati dan disayangi khalifah
Harun ar-Rasyid
Pada suatu pagi,
Abu Nawas pergi ke pasar untuk bertemu dengan kawan-kawanya
Keadaan pasar kala itu sangat ramai oleh orang yang sibuk
jual beli
Sesampainya disana, Abu Nawas berjumpa kawan-kawanya dan
tiba-tiba saja berkata: “wahai kawan-kawanku, aku sangat benci pada yang haq
dan sangat cinta pada fitnah, sesungguhnya pada hari ini aku sangat kaya bahkan
lebih kaya dari Allah”
Orang-orang yang mendengar kemudian menuduh bahwa Abu
Nawas sudah tidak waras lagi alias sinting. Abu Nawas ahirnya ditangkap dan
dibawa ke istana untuk menghadap khalifah
Khalifah sangat terkejut setelah menerima laporan dari
orang-orang tentang ucapan Abu Nawas dipasar tadi, beliau sangat marah karena
menganggap pernyataan Abu Nawas melecehkan agama
Akan tetapi sebagai penguasa yang adil dan bijaksana,
khalifah tidak langsung percaya begitu saja dengan laporang tersebut, beliau
sangat hati-hati dalam mengambil keputusan hukuman bahkan ingin tau secara
pasti duduk permasalahan yang sebenarnya
Khalifah bertanya pada Abu Nawas: “ apakah benar kau
berkata bahwa kau membenci yang haq dan mencintai fitnah?”
Abu Nawas: “ benara, wahai amirul mukminin”
Khalifah: “ apakah benar kau mengatakan bahwa kau lebih
kaya daripada Allah?”
Abu Nawas: “benar, wahai amirul mukminin”
Khalifah sangat marah kepada Abu Nawas karena setahunya
Abu Nawas adalah orang yang alim dan senantiasa bertaqwa kepada Allah, tetapi
tiba-tiba berkata seperti itu
Khalifah: “apa yang terjadi pada dirimu? Telah kafirkah
kau, sehingga berani berkata seperti itu?”
Abu Nawas tersenyum kemudian berkata: “sabarlah wahai
amirul mukminin, dengarlah dahulu penjelasan hamba”
Khalifah: “apa yang hendak kau jelaskan, bukankah
ucapanmu sudah jelas dan nyata?”
Abu Nawas: “begini wahai amirul mukminin, hamba sering
mendengar orang membaca talkin, bahwa mati adalah haq dan neraka adalah haq. Bukankah
mati dan neraka sangat dibenci oleh semua orang? Hamba rasa amirul mukminin
juga membenci akan mati dan neraka, sama seperti saya membencinya”
Khalifah mengangguk-anggukkan kepalanya, membenarkan
jawaban Abu Nawas
Khalifah: “bagaimana pula dengan pernyataanmu bahwa kau
sangat cinta pada fitnah?”
Abu Nawas: “anak dan harta bisa menimbulkan fitnah,
tetapi tidak seorangpun yang membenci anak dan harta, khalifah sendiri sangat
mencintai anak dan suka mengumpulkan harta”
Khalifah mengangguk-anggukkan kepalanya, membenarkan
jawaban Abu Nawas
Khalifah: “jelaskan kepadaku bagaimana kau mengatakan
bahwa kau lebih kaya daripada Allah?”
Abu Nawas: “karena hamba mempunyai banyak anak, sedangkan
Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”
Orang-orang yang semula menuduh Abu Nawas telah membuat
pelecehan kini berbalik arah, mereka membenarkan jawaban tersebut, serta
menyesal atas tindakanya yang terburu-buru
Mereka merasa puas dengan penjelasan Abu Nawas yang
memiliki kecerdikan luar biasa, dan mereka pun segera kembali meneruskan
pekerjaanya di pasar
Khalifah yang bijaksana itu member hadiah kepaada Abu
Nawas dan bertanya: “apa sebenarnya yang menyebabkan engkau mengucapkan
kata-kata seperti itu di khalayak ramai?”
Abu Nawas menjawab bahwa ia ingin berjumpa dengan amirul
mukminin, dan hanya dengan itulah ia dapat berjumpa dengan baginda
Setelah puas berbicara kesana kemari sambil diselingi
senda gurau dengan khalifah, maka Abu Nawas memohon diri untuk meninggalkan
istana
lanjutkan
BalasHapusAq mst komentar apa yah..yg jls dr sederetan ksh2 Abu Nawas disampingnya kocak to jg sarat dgn ilmu..👍👍
BalasHapus