Sabtu, 27 Desember 2014
Jumat, 26 Desember 2014
Strategi Pembelajaran Maharah Kitabah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktifitas menulis (maharah
kitabah) merupakan suatu bentuk kemampuan dan keterampilan berbahasa yang
paling sulit dikuasai oleh siswa dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa
yang lain. Kemampuan menulis tidak hanya sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa
kedua, tetapi juga penutur asli. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan
menghiasi isi tulisan.
Seperti
halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa
yang bersifat aktif dan produktif.[1]
Kedua keterampilan menulis ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan yang ada pada diri pemakai bahasa. Perbedaanya terletak pada cara yang
digunakan untuk mengungkapkanya.
Menulis
(maharah kitabah) memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan
yang dibutuhkan antara lain kemampuan berfikir secara teratur dan logis,
kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas, penggunaan bahasa yang efektif,
dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis secara baik. Kemampuan ini
diperoleh lewat jalan yang panjang. Sebelum sampai pada kemampuan tingkat
menulis, siswa harus mulai dari permulaan, mulai dari pengenalan dan penulisan
lambing-lambang bunyi.
Pengetahuan
dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan, akan menjadi dasar
pengembangan kemampuan menulis selanjutnya. Maka dari itu pembelajaran menulis
(maharah kitabah) sejak awal harus benar-benar diperhatikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang
tersebut maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian maharah kitabah?
2.Apa tujuan belajar maharah kitabah?
3.Bagaimana proses pembelajaran maharah kitabah?
4.Bagaimana strategi pembelajaran maharah kitabah?
5.Apa tahapan latihan maharah kitabah?
1.3 Tujuan
Dari
rumusan masalah tersebut maka makalah ini dimaksudkan untuk tujuan sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengtahui hakekat dan pengertian dari maharah kitabah
2.
Untuk
mengetahui tujuan dari maharah kitabah
3.
Untuk
mengetahui proses dalam pembelajaran maharah kitabah
4.
Agar
mampu menggunakan strategi yang baik dalam pengajaran maharah kitabah
5.
Untuk
mengetahui tahapan dalam pembelajaran maharah kitabah
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Maharah Kitabah
Menulis
adalah sebuah ketrampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukan untuk
menghasilkan sesuatu yang disebut
tulisan.[2]
Menulis
adalah sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainya yang
tidak terbatas oleh tempat dan waktu[3].
Ada
tiga komponen yang tergabung dalam aktifitas menulis , yaitu:[4]
1.
Pengusaan
bahasa tulis
2.
Pengusaan
isi karangan sesuai dengan topic yang akan ditulis
3.
Penguasaan
tentang jenis-jenis tulisan
Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu:[5]
1.
Kemampuan
menulis dengan tulisan yang benar
2.
Memperbaiki
khat
3.
Kemampuan
mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail
2.2 Tujuan Pembelajaran Maharah Kitabah
Beberapa tujuan
mempelajari maharah kitabah adalah sebagai berikut:[6]
1.
Menulis
merupakan bagian kebutuhan dasar kehidupan manusia dan termasuk syarat
kelangsungan hidup manusia jika ingin tetap survive
2.
Merupakan
suatu alat untuk mengajar dalam sebuah pembelajaran
3.
Merupakan
sarana komunikasi antara seseorang dengan orang lain (antara penulis dengan
pembaca)
4.
Merupakan
alat untuk menghubungkan masa sekarang dengan masa lampau, dengan adanya
aktivitas tulis-menulis menusia bisa mengetahui peradaban yang ada di masa
lampau
5.
Untuk
menjaga kelestarian khazanah ilmu pengetahuan terdahulu
6.
Merupakan
bukti adanya sebuah peristiwa sebenarnya
7.
Merupakan
penghubung dari perseorang tentang dirinya sendiri dan menggambarkan tentang
isi hatinya
Tujuan pembelajaran ketrampilan menulis menurut Izzan adalah
sebagai berikut:[7]
1.
Agar
siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat bahasa arab dengan mahir dan benar
2.
Agar
siswa mampu menuliskan dan membaca kata-kata dan kalimat bahasa arab secara
terpadu
3.
Melatih
panca indra siswa untuk menjadi aktif berbahasa arab
4.
Menumbuhkan
penulisan berbahasa arab yang indah dan rapi
5.
Menguji
kembali pengetahuan siswa tentang penulisan kalimat yang telah dipelajari
6.
Melatih
siswa mengarang dengan bahasa arab dengan menggunakan gaya bahasa sendiri
2.3 Proses Pembelajaran Maharah Kitabah
Dalam pembelajaran menulis, proses pembelajaran biasa dengan
beberapa tingkatakan, yaitu dimulai dengan pelajaran imla’ sampai ta’bir.[8]
1.Pembelajaran imla’
Macam-macam imla’, diantaranya adalah:
a.
Imla’
manqul, untuk memperbaiki kemampuan siswa
dalam menulis huruf dan kata bahasa arab, dengan membaca teks arab kemudian
menulis ulang tanpa melihat kembali pada buku tersebut, kemudian membandingkan
dengan tulisan sebenarnya untuk mengecek kembali dari sisi kebenaran tulisanya.
b.
Imla’
mandhur, untuk memperbaiki kemampuan siswa
dalam menulis huruf dan kata bahasa arab, dengan cara siswa diminta untuk
menulisnya sebagian kalimat yang sudah dipelajari dan diperbolehkan melihat
teks sekiranya dibutuhkan.
c.
Imla’
ikhtibary, pelaksanaanya membutuhkan tiga
kemampuan, yaitu: kemampuan mendengar, kemampuan menghafal, dan kemampuan untuk
menuliskan apa yang didengar sekaligus dalam waktu yang sama
2.Pembelajaran ta’bir
a.
Ta’bir
muwajjah (terbimbing), siswa diberi
kebebasan untuk memilih kata-kata, tarkib, dan bentuk kebahasaan dalam latihan
menulis tetapi tidak diperbolehkan manulis ta’bir diatas tingkatan
kebahasaan. Pembelajaran tingkat ini harus bertahap mulai dari menulis satu
kalimat sederhana kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat, setelah itu
berlanjut menjadi satu paragraph kemudian dua paragraph dan seterusnya.
b.
Ta’bir
hurr (menulis bebas), pembelajaran
dimulai dengan pemilihan tema yang sesuai dengan tingkat kebahasaan siswa dari
sisi kosakata, tarkib, dan penggunaan kaidah-kaidah bahasa, kemudian diperluas
dengan pengalaman dengan pengalaman atau pikiran-pikiran yang bisa membawa
pikiran siswa pada hal-hal yang berhubungan dengan teks.
2.4 Strategi Pembelajaran Maharah Kitabah
Beberapa strategi pembelajaran kitabah berdasarkan tingkatanya:[9]
1.
Tingkatan
pemula (mubtadi’)
a.
Menyalin
satuan-satuan bahasa yang sederhana
b.
Menulis
satuan bahasa yang sederhana
c.
Menulis
pernyataan dan pertanyaan yang sederhana
d.
Menulis
paragraph pendek
2.
Tingkatan
menengah (mutawassith)
a.
Menulis
pernyataan dan pertanyaan
b.
Menulis
paragraf
c.
Menulis
surat
d.
Menulis
karangan pendek
e.
Menulis
laporan
3.
Tingkatan
atas (mutaqoddim)
a.
Menulis
paragraf
b.
Menulis
surat
c.
Menulis
berbagai jenis karangan
d.
Menulis
laporan
Untuk melatih
siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis ada beberapa jenis –jenis
karangan (insya’) yang dapat digunakan latihan oleh siswa, antara lain:[10]
1.
Eksposisi
sederhana, misalnya menulis definisi tentang kata sehari-hari yang dilihat atau
didengar oleh siswa, komentar singkat tentang suatu kejadian atau keadaan.
Misanya definisi tentang meja, mobil, masjid, pasar, dll
2.
Narasi/cerita,
menulis berbagai macam kejadian dengan urutan yang tepat. Misalnya menceritakan
sebuah kecelakaan yang dialaminya sendiri
3.
Deskripsi/pemerian,
melatih menggunakan kata-kata konkret, memilih rincian untuk mendukung sebuah
kesan dengan menggunakan bahasa yang akurat. Misalnya deskripsi tentang daerah
pariwisata
4.
Surat,
ada beberapa macam surat, antara lain surat persahabatan, surat keluarga, surat
resmi. Penulisan surat ini juga mengandung unsur-unsur narasi dan deskripsi
5.
Kreasi/argumentative,
jenis ini sebaiknya untuk tingkat lanjut, karena disini penulis dituntut untuk
menulis secara logis, mampu mengutarakan atau mendukung suatu suatu pendapat
dengan argumentasi dan bukti yang cukup. Misalnya menyusun argumentasi yang menyatakan
setuju atau tidak setuju terhadap suatu peraturan, nilai, tingkah laku atau isu
atau masalah yang sedang berkembang
6.
Imajinasi,
jenis ini juga untuk tingkat lanjut. Jika jenis argumentative menuntut daya
pikir, maka jenis imajinasi ini menuntut daya imajinasi. Factor bakat cukup
besar pengaruhnya dalam mengembangkan kemampuan kemampuan imajinasi. Misalnya
mengarang sebuah fiksi dalam bentuk cerita pendek
2.5 Tahapan Latihan Maharah Kitabah
Ada beberapa
tahapan dalam latihan maharah kitabah, yaitu:
1.
Mencontoh,
kegiatan mencontoh sepintas nampaknya tidak ada gunanya dan membuang-buang
waktu saja, tetapi sebenarnya aktifitas semacam ini tidaklah semudah yang kita
bayangkan. Tentu saja mencontoh ini diberikan pada tahap-tahap permulaan dan
juga untuk variasi pada tahap-tahap berikutnya. Dengan mencontoh maka siswa
belajar dan melatih diri menulis dengan tepat sesuai dengan contoh, dan siswa
dapat belajar mengeja dengan benar, serta siswa berlatih menggunakan bahasa
arab yang benar
2.
Reproduksi,
merupakan menulis berdasarkan apa yang telah dipelajari secara lisan. Dalam
tahap kedua ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa ada model, model lisan
tetap ada dan harus model yang benar-benar baik. Jawaban latihan pola kalimat
yang biasanya dikerjakan secara lisan dapat juga dipakai sebagai latihan
menulis
3.
Imla’,
imla’ banyak sekali manfaatnya yang penting bahan yang diimla’kan dipilih
dengan cermat. Imla’ disamping melatih ejaan juga melatih telinga. Bahkan
pemahaman juga dilatihkan sekaligus
Ada dua macam imla’:
Ada dua macam imla’:
a.
Imla’ yang dipersiapkan sebelumnya, siswa
diberitahu sebelum materi atau teks yang diimla’kan
b.
Imla’
yang tidak dipersiapkan sebelumnya. Siswa tidak diberitahu sebelumnya materi
atau teks yang akan diimla’kan
Teknik pembetulan yang harus dilakukan adalah:
1.
Guru
sendiri yang melakukan pembetulan, dengan mengumpulkan semua hasil pekerjaan
siswa dan dikerjakan dirumah
2.
Dipertukarkan
sesama siswa dalam satu kelas
3.
Setiap
siswa mengoreksi hasil pekerjaanya sendiri
c.
Rekombinasi
dan transformasi, rekombinasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang
mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan transformasi
adalah latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif menjadi kalimat
negative, kalimat berita menjadi kalimat tanya, dan sebagainya.
d.
Mengarang
terpimpin, pada tahap ini siswa mulai dikenalkan dengan penulisan alinea,
walaupun sifatnya masih terpimpin
أكتب القطعة التّالية مع اختيار الأصحّ ممّا بين القوسين!
آخذ القرطاس (في|من) الدرج و أضع (ه|ها) (على|في) المكتب ثمّ أجلس
(على|فوق) الكرسيّلا و أكتب رسالة (ل|إلى)
والدي
e.
Mengarang
bebas, tahap ini merupakan tahap yang melatih siswa mengutarakan isi dengan
memilih kata-kata dan pola kalimat secara bebas, namun guru hendaknya tetap
memberikan bimbingan dan pengarahan karena tanpa bimbingan dan pengarahan maka
siswa menjadi bingung tidak tau apa yang harus ditulisnya. Ada baiknya kalau
topic, unsur-unsur dan panjang karangan ditentukan oleh guru dengan
mengikutsertakan siswa dalam proses penentuanya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Menulis
adalah sebuah keterampilan berbahasa sebagai sarana berkomunikasi yang
ditunjukan untuk menghasilkan sesuatu
yang disebut tulisan tanpa terbatas tempat dan waktu.
2.
Ada
tiga komponen yang tergabung dalam aktifitas menulis , yaitu:
a.
Pengusaan
bahasa tulis
b.
Pengusaan
isi karangan sesuai dengan topic yang akan ditulis
c.
Penguasaan
tentang jenis-jenis tulisan
3.
Tujuan
dari maharah kitabah bukan semata-mata untuk menhasilkan bahasa saja, tetapi
juga bagaimana mengungkapkan gagasan dengan menggunakan sarana bahasa tulis
secara tepat sehingga harus melibatkan unsur linguistic dan ekstra linguistic,
memberikan kesempatan siswa tidak saja
berfikir bagaimana menggunakan bahasa secara tepat, melainkan juga memikirkan
gagasan-gagasan apa yang akan dikemukakan.
4.
Dalam
pembelajaran menulis, proses pembelajaran biasa dengan beberapa tingkatakan,
yaitu dimulai dengan pelajaran imla’ sampai ta’bir. Imla’
itu ada tiga yaitu: Imla’ manqul, Imla’ mandhur, Imla’ ikhtibary.
Sedangkan ta’bir ada dua, yaitu: Ta’bir muwajjah (terbimbing), Ta’bir
hurr (menulis bebas).
5.
Sedangkan
proses pembelajaran maharah kitabah itu disesuaikan dengan tingkatanya, ada
mulai tingkatan pemula (mubtadi’), tingkatan menengah (mutawassith)
dan tingkatan atas (mutaqoddim). Dalam menulis ada beberapa jenis
karangan, diantaranya: eksposisi sederhana, narasi/cerita, deskripsi/pemerian,
surat, kreasi/argumentative, imajinasi
6.
Tahapan
maharah kitabah, meliputi: mencontoh, reproduksi, imlak, rekombinasi dan
transformasi, mengarang terpimpin, dan mengarang bebas.
3.2
Pesan
Dalam pembelajaran
maharah kitabah, pengajar harus kreativ dan inovatif dalam menggunakan strategi
pembelajaran karena maharah kitabah itu termasuk maharah yang membutuhkan
kompleksitas dari maharah lain sehingga kesulitanyapun lebih tinggi dibanding
maharah yang lain, sehingga nantinya maharah kitabah bisa disukai oleh anak didik dan suasana kelas menjadi hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Ali,
Muhammad. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Rasan
Publishing
-
Arifah,
Zakiyah. 2010. Ta’limul Insya’. Malang: UIN-Press
-
Iskandarwassid.
2008. strategi pembelajaran bahasa.
Padalarang: Remaja Karya
-
Mustofa,
Bisri dan Abdul Hamid. 2011. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: UIN-Press
-
Mustofa,
Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang:
UIN-Press
[1] Iskandarwassid,
strategi pembelajaran bahasa (Padalarang: Remaja Karya, 2008), hlm. 248
[2]
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang:
UIN-Malang Press, 2011), hlm.181
[3]
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode&Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
(Malang: UIN-Malang Press,2011), hlm.104
[4]
Syaiful Mustofa, Loc. Cit.
[5]
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Loc. Cit
[6]
Syaiful Mustofa, OP. Cit., hlm.157
[7]
Ibid.
[8]
Ibid., hlm.186
[9]
Iskandarwassid, Op. Cit., hlm. 292
[10]
Effendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pembelajaran, hlm. 177
Langganan:
Postingan (Atom)