Jumat, 26 Desember 2014
makalah perkembangan kognitif
1. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:
1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf
2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya
3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social
4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan kreatifitas.
Tahapan praoperasional, Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasa. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
Tahapan operasional konkrit Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).
Tahapan operasional formal Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
2. perkembangan fisik
Sullivan mengemukakan bahwa diri adalah isi dari kesadaran pada setiap saat jika orang benar-benar senang dengan perasaan harga dirinya, prestise yang diperolehnya di antara sesamanya, serta penghargaan dan hormat yang diberikan mereka kepadanya. Menurut Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).
Hal-hal yang Penting dalam Tahap Perkembangan fisik
1. Infancy (masa kelahiran sampai usia 18 tahun)
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
Kematian bayi dibagi menjadi 2 yaitu kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup) dan post neonatal (setelah 27 hari).
Daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Segi lingkungan yang menonjol pada masa bayi adalah benda yang menyediakan makanan kepada bayi yang lapar, putting susu ibu atau dot dari botol.
Ciri khas dari tahap infantile adalah :
a. Munculnya dinamisme apati dan pelepasan dan pelepasan diri dengan cara mengantuk.
b. Peralihan dari cara prototaksik ke parataksik.
c. Organisasi personifikasi-personifikasi seperti ibu yang baik, tenang, menerima dan memberi kepuasan.
d. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar sistem diri.
e. Diferensiensi tubuh bayi sendiri sehingga bayi belajar memuaskan tegangannya terlepas dari ibu missal menghisap ibu jari.
f. Belajar melakukan gerakan-gerakan terkoordinasi yang melibatkan tangan dan mata, tangan dan mulut serta telinga dan suara.
2. Childhood (usia 18 bulan sampai 5 tahun)
Periode ini disebut juga usia prasekolah. Ciri khas perkembangan balita :
a. pertambahan berat badan menurun, sebab balitaPerkembangan fisik menggunakan banyak energi untuk bergerak.
b. Perkembangan psikologis terjadi pembedaan diri dengan orang lain.
c. Perkembangan psikomotor semakin baiknya penguasaan terhadap tangan dan kakinya.
Cara belajar pada usia ini melalui bermain dan rangsangan dari lingkungannya terutama lingkungan rumah. Ada pula pendidikan di luar rumah yang terprogram dan terstruktur. Contoh permainan yang bisa dilakukan :
a. Permainan peran untuk melatih kemampuan pemahaman sosial. Contoh dokter-dokteran.
b. Permainan imajinasi untuk melatih kemampuan kreativitas anak.
c. Permainan motorik untuk melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
permainan palang, permainanMotorik kasar keseimbangan
mewarnaiMotorik halus
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
Pada masa ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang ia temui di luar. Norma-norma moral yang tadinya absolut di rumah kini menjadi relatif.
4. Preadolescence (antara 11-13 tahun)
Ditandai dengan masaknya organ-organ produksi sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk beranak pinak. Daya tarik heteroseksual menjadi lebih kuat.
Ciri-ciri utama pada periode ini adalah :
a. Tumbuh tanda-tanda seksual.
b. Tubuh mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
c. Perilaku ditandai dengan negativisme yaitu sering menyendiri, bosan dengan berbagai aktivitas, hidup seenaknya antagonistik.
5. Early Adolescence (Masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja adalah idealis, ia memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Pada masa ini disebut juga periode pemantapan identitas diri, namun hal tersebut tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering mengalami proses yang panjang dan bergejolak. Ciri-ciri perilaku yang menonjol terutama pada perilaku sosialnya.
6. Late Adolescence (Masa dewasa akhir antara 18-20 tahun)
Secara umum dapat disebut sebagai umur pemantapan diri terhadap pola hidup baru. Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis.
7. Adulthood (Masa dewasa)
Menggambarkan segala organisme yang telah matang. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
Dengan demikian kedewasaan dapat diartikan dari aspek biologi, hukum, karakter pribadi atau status sosial.
3. Perkembangan moral
Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang -tugas perkembangan moral adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Pembagian tugas-tuhgas pekembangan serta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut : a. Masa bayi dan anak kecil
- Untuk Belajar berjalan
- untuk Belajar makan makanan padat
- untuk Belajar berbicara untuk belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
- untuk Mencapai stabilitas fisiologi untuk Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang luar.
- untuk Belajar mengetahui mana yang benar dan masa yang slah serta mengembangkan kata hati.
b. Masa anak sekolah
- untuk belajar ketangkasan
- untuk pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
- untuk belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
- untuk belajar peran jenis kelamin
- untuk mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis dan berhitung.
- untuk mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari.
- untuk mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai.
- untuk belajar membebaskan ketergantungan diri
- untuk mengembangkan sikap sehat terhadap kelonpok dan lembaga-lembaga.
c. Masa remaja
- Untuk menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara wfwktif
- Untuk menerima peranan social jenis kelamin sebagai pria atau wanita
- Untuk menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
- Untuk mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
- Untuk belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
- Untuk perkembangan skala nilai
- Untuk secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih akurat
- Untuk persiapan mandiri secara ekonomi
- Untuk pemilihan dan latihan jabatan
- Untuk mempersiapkan perkawinan dan keluarga Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap sejak konsepsi sampai mati. Agar setiap tugas perkembangan, anak dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik, diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik dari pihak pendidik.(orang tua dan guru) oleh karena itu setiap pendidik harus mengetahui tugas-tugas perkembangan yangharus diselesaikan anak pada setiap tahap perkembangannya.
4. Perkembangan social
perkembangan social berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan social. Setiap kelompok social mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima , tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.
Dasar bagi perilaku social yang diletakkan pada masa bayi:
Meniru, bayi menjadi bagian kelompok social dengan cara menirukan bayi lain
Rasa malu, pada usia 3-6 bulan bayi sudah mengenali wajah orang yang dikenal sehingga ketika bertemu dengan orang yang tidak dikenaldia akan cenderung menangis
Perilaku kelekatan, ketika bayi sudah mampu membina hubungan yang hangat dengan ibunya maka dia berusaha membina hubungan yang bersahabat dengan orang/anak lain
Ketergantungan, semakin bayi diasuh oleh seseorang maka ia akan semakin bergantung dengan orang tersebbut
Menerima otoritas, bayi menyesuaikan diri dengan orang yang mempunyai otoritas atas diri mereka
Persaingan, persaingan berkembang dalam hubungan dengan bayi lain/anak-anak
Mencari perhatian, pada tahun ke-2 bayi berusaha memperoleh perhatian orang dewasa melalui suara terutama menangis
Kerja sama social, kerja sama dalam permainan antara bayi dengan orang dewasa biasanya berhasil karena orang dewasa memberikan kerja sama social lebih banyak
Perilaku melawan, pada pertengahan tahun ke-2 ,perilaku melawan mulai timbul
Pola perilaku social pada masa kanak-kanak:
Kerja sama, sejumlah anak kecil belajar bermain/bekerja sama bersama-sama dengan anak lain sampai berumur 4 tahun
Persaingan, jika persaingan itu menjadi dorongan untuk berusaha sebaik-baiknya maka hal itu akan menambah sosialisasi mereka,jika hal itu diekspresikan dengan pertengkaran maka akan timbul sosialisasi yang buruk
Kemurahan hati, kemurahan hati yang terlihat pada kesediaan untuk berbagi dengan yang lain,maka sikap mementingkan diri sendiri akan berkurang
Hasrat akan penerimaan social, jika hasrat untuk diterima kuat, halite mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial
Simpati, mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong/menghibur seseeorang yang bersedih
Empati, hal ini hanya berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah/maksud pembicaraan orang lain
Ketergantungan, ketergantungan dengan orang lain mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang diterima secara sosial
Sikap ramah, anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan melakukan sesuatu untuk atau bersama orang lain
Sikap tidak mementingkan diri sendiri, disini seorang anak belajar memikirkan perasaan orang lain dan berbuat untuk orang lain sehingga tidak hanya mementingkan diri mereka sendiri
Meniru, dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh masyarakat , anak-anak mengembangkan sifat yang menambah penerimaan kelompok terhadap diri mereka
Perilaku kelekatan, anak-anak mengalihkan perilaku ini kepada orang lain dan belajar membina persahabatan dengan mereka
Pola perilaku pada masa puber
Anak pada masa puber kadang-kadang bersikap antagonistic terhadap setiap orang
Anak pada masa puber bahkan lebih agresif daripada anak prasekolah
Anak pada masa puber bertengkar karena masalah yang paling remeh dan mencari alasan untuk berkelahi dengan anggota gang mereka
Menurut anak puber”aktivitas social membosankan” mereka
Anak puber menggunakan sebagian besar waktu untukmenyendiri,melamun atau berfikirtentang seks
Anak puber secara sengaja menolak komunikasi dengan orang lain kecuali bila perlu
Anak puber sering kali malu bila berada dihadapan orang banyak, tidak hanya dihadapan orang yang tidak dikenal
5. Perkembangan emosi
Masa bayi
Perubahan awal pada perkembangan emosi dalam pennelitian mengenai tahap perkembangan emosi awal, sangatlah penting untuk melakukan pembagian emosi menjadi 2 klasifikasi
• Emosi primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang, misalnya: tertarik, senang, marah, sedih, takut dan lain-lain
• Emosi yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri, misalnya: empati, cemburu, kebingungan dan lain-lain
Ciri khas penampilan emosi anak
Emosi yang kuat, anak kecil bereaksi dengan intensitas yang yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius
Emosi sering kali tampak, anak-anak sering kali memperlihatkan emosi mereka meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional sering kali mengakibat kan hukuman
Emosi bersifat sementara, peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis, dari marah ke tersenyum dan lain-lain
Reaksi mencerminkan individualitas, semua bayi yang baru lahir pola reaksinya sama
Emosi berubah kekuatanya, dengan meningkatnya usia anak pada masa tertentu emosi yang sangat kuat berkurang kekuatanya, sedangkan emosi lainya yang tadinya lemah berubah menjadi kuat
Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku, anak-anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung, tetapi mereka memperlihatkanya secara tidak langsung melalui kegelisahan,melamun, menangis, kesukaran berbicara dan lain-lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar